PT MARGAJAYA HUTAMA
LAPORAN SUMBER
DAN PENGGUNAAN KAS
PERIODE
BERAKHIR 31 DESEMBER 2002
Sumber Kas
|
||
1
|
Hasil
operasi selama tahun 2002, laba bersih
|
Rp
26.360.998.820
|
2
|
Penurunan
piutang lain-lain
|
Rp 8.472.187.158
|
3
|
Penurunan
PPN dibayar di muka
|
Rp 130.100.935
|
4
|
Penurunan
aktiva tidak lancar (pihak hub. istimewa)
|
Rp 69.796.576
|
5
|
Penambahan
modal di setor
|
Rp 9.990.000
|
6
|
Penambahan
hutang bank
|
Rp 6.215.462.184
|
7
|
Penambahan
utang di pihak hub. istimewa
|
Rp 6.033.423.899
|
8
|
Penambahan
utang dari pihak ke tiga
|
Rp 9.968.226.127
|
9
|
Penambahan
utang lain-lain
|
Rp 678.294.307
|
10
|
Penambahan
biaya yang masih harus di bayar
|
Rp 636.200.287
|
11
|
Penambahan
bagian sewa guna usaha
|
Rp 697.054.312
|
12
|
Penurunan
aktiva yang tidak digunakan dalam usaha
|
Rp 2.171.487.068
|
13
|
Penurunan
biaya di tangguhkan
|
Rp 514.049.481
|
14
|
Penurunan
aktiva tetap lain-lain
|
Rp 145.278.339
|
Penggunaan
Kas
|
||
1
|
Penambahan
piutang usaha di pihak hub. istimewa
|
Rp 117.885.000
|
2
|
Penambahan
piutang usaha dari pihak ke tiga
|
Rp
6.262.627.501
|
3
|
Penambahan
persediaan
|
Rp 55.430.023.981
|
4
|
Penambahan
biaya di bayar di muka
|
Rp 7.077.974.413
|
5
|
Penambahan
aktiva lancar lainnya
|
Rp 3.880.582.700
|
6
|
Penambahan
aktiva pajak tangguhan
|
Rp 18.273.418
|
7
|
Penurunan
utang pajak
|
Rp 989.940.109
|
8
|
Penurunan
utang pihak hub. istimewa
|
Rp 3.934.431.281
|
9
|
Penurunan
kewajiban pajak tangguhan bersih
|
Rp 2.460.678.489
|
10
|
Penurunan
utang dan sewa guna usaha
|
Rp 1.997.392.381
|
11
|
Penurunan
hak minoritas atas aktiva bersih anak persh konsldsi
|
Rp 46.817.014
|
12
|
Penurunan
kas dan bank
|
Rp 898.081.994
|
3.
Analisis terhadap Rasio keuangan perusahaan meliputi Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitias, Rasio Rentabilitas
a. Rasio Likuiditas
1.
Current
Ratio (rasio lancar)= aktiva lancar/utang lancar
Tahun 2001 = 238.865.623.854/265.408.416.015
= 0,90
Tahun 2002 = 302.134.347.902/288.647.137.022
= 1.05
Artinya :
2001>
Kemampuan untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva
lancar. Setiap kewajiban lancar Rp 1 dijamin oleh aktiva lancar Rp 0,90. Sama
hal nya yang terjadi pada tahun 2002
2.
Quick
Ratio (rasio cepat) = aktiva lancar – persediaan/ utang lancar
Tahun 2001 = (238.865.623.854 –
122.818.710.663)/265.408.416.015 = 0,44
Tahun 2002 = (302.134.347.902 –
178.248.734.663)/288.647.137.022 = 0,43
Artinya :
2001>
Kemampuan untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva
lancar untuk persediaan. Setiap kewajiban lancar Rp 1 dijamin oleh aktiva
lancar Rp 0,44. Sama hal nya yang terjadi pada tahun 2002
3.
Cost
Ratio (rasio lambat) = cost + efek (SSB)/ utang lancar
Tahun 2001 = 54.672.142.822/265.408.416.015
= 0,21
Tahun 2002 = 53.774.060.828/288.647.137.022
= 0,19
Artinya:
Kemampuan
untuk membayar utang lancar yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia
dan disimpan di bank. Untuk tahun 2001 adalah, setiap Rp 1 utang lancar dijamin
oleh kas Rp 0,21. Demikian pula untuk tahun 2002.
b. Rasio Solvabilitas
1.
Total
Debt to Equity Ratio = Total utang/ekuitas pemegang saham
Tahun 2001 = 300.030.861.352/290.807.560.465
= 1.04
Tahun 2002 = 314.877.080.205/317.178.544.285
= 0,99
Artinya :
Bagian
dari setiap rupiah ekuitas pemegang saham yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan kewajiban (utang). Untuk
tahun 2001, setiap Rp 1.04 dari setiap rupiah ekuitas pemegang saham menjadi
jaminan utang. Demikian pula untuk tahun 2002.
2.
Total
Debt to Total Asset Ratio = Total Utang/Total Aktiva
Tahun 2001 = 300.030.861.352/591.189.638.675
= 0,15
Tahun 2002 = 314.877.080.205/632.360.024.334
= 0,50
Artinya :
Bagian
aktiva yang digunakan untuk menjamin kewajiban (utang). Untuk tahun 2001,
setiap Rp 0,15 dari setiap rupiah aktiva menjadi jaminan utang. Demikian juga
pada tahun 2002.
c. Rasio Rentabilitas
1.
Gross
Profit Margin = Laba Kotor/ Pendapatan Bersih
Tahun 2001 = 170.000.000.000/3.300.000.000.000
= 0,052
Tahun 2002 = 290.000.000.000/3.600.000.000.000
= 0,072
Artinya :
Menunjukkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba bruto per rupiah penjualan. Untuk tahun
2001, setiap Rp 1 penjualan menghasilkan laba bruto sebesar Rp 0,052 (0,52 %)
2.
Net
Profit Margin = Laba setelah pajak/Penjualan Bersih
Tahun 2001 = 142.000.629.674/3.300.000.000.000
= 0,043
Tahun 2002 =
259.472.310.371/3.600.000.000.000 = 0,072
Artinya :
Menunjukkan
keuntungan neto atau laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang
didapat menunjukkan kinerja yang semakin baik. Untuk tahun 2001, setiap Rp 1
penjualan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 0,043
3.
Earning
Power of Total Invesment = Laba sebelum pajak/ total Aktiva
Tahun 2001 = 192.114.210.450/591.189.638.675
= 0,32
Tahun 2002 = 309.507.378.150/632.360.024.334
= 0,49
Artinya :
Menunjukkan
kemampuan manajemen dalam mengelolah modal perusahaan yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang
obligasi dan saham). Untuk tahun 2001, setiap Rp 1 modal menghasilkan
keuntungan Rp 0,32 untuk investor.
4.
Return
on Equity = Laba setelah pajak/ Ekuitas pemegang saham
Tahun 2001 = 142.000.629.674/290.807.560.465
= 0,49
Tahun 2002 =
259.472.310.371/317.178.544.285 = 0,82
Artinya :
Menunjukkan
kemampuan ekuitas pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang
saham peferen dan saham biasa. Untuk tahun 2001, setiap Rp 1 ekuitas pemegang
saham menghasilkan keuntungan bersih Rp 0,49 yang tersedia untuk pemegang saham
preferen dan saham biasa. Demikian juga untuk tahun 2002.
4. Rasio Break Efent Point
BEP = Fixed Cost/(Harga/unit –
variabel Cost/unit)
Tahun 2001 =
50.000.000.000/(3.300.000.000.000 – 1.480.000.000.000)
= 50.000.000.000/1.820.000.000.000 = 0,027
Tahun 2002 =
50.000.000.000/(3.600.000.000.000 – 1.510.000.000.000)
= 50.000.000.000/2.090.000.000.000 = 0,024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar